SILAHKAN MAMPIR


ADA YANG COCOK SILAHKAN HUBUNGI :085225947799,081904312129,085842515179
WWW.PERKUTUTINFO.COM

Senin, 27 Februari 2012

no judul


KATA PENGANTAR
Menilik perkembangan hobi memelihara ayam tertawa yang dari hari ke hari makin ramai sebenarnya sangat diluar praduga semua pihak, bahkan soudara kita dari bugis (sulawesi) dimana nota benenya adalah “pemilik sah  hak waris” ayam gaga/tertawa  pasti tidak menyangka unggas yang setiap hari setia menemani kehidupan mereka ternyata 2 tahun belakangan begitu membooming  ke seluruh jagad.
masyarakat indonesia sendiri sangat welcome dengan kemunculan ayam gaga/tertawa ini, jadi sangat tidak mengherankan meski terbilang baru seumuran jagung beredar hobi memelihara ayam tertawa ini sudah menyebar keseluruh pelosok negeri ini.
Ketertarikan dan rasa pengen tahu akan keberadaan ayam tertawa tersebut menjadi pendorong seseorang untuk memelihara ayam tertawa, apalagi ditunjang nilai ekonomi dari “jualan” ayam tadi rasanya sangat tidak berlebihan kalau akhirnya hobi memelihara unggas bisa ngetrend seperti sekarang, euforia beberapa penghobi yang bergelimang “rupiah” saat  booming ikan louhan dan tanaman rasanya menjadi “provokator” utama semakin melejitnya hobi ayam tertawa ini, meskipun didalamnya memang ada hobiis ayam murni.  
Ayam gaga/tertawa ini semakin digandrungi manakala dipertandingkan suaranya apalagi cara berlombanya terbilang cukup unik yaitu dengan cara ditengger,  situasi ini sangat berbeda dengan kontes ayam pelung dan ayam bekisar, dari bapak pengakuan bapak yan gagasan melombakan ayam gaga/tertawa ini muncul sekitar tahun 2003 dan salah satu alasan munculanya ide  melombakan ayam gaga dalah keunikan juga  keanekaragaman suara ayam gaga/ tertawa itu sendiri sehingga  sangat mungkin dan layak untuk dikonteskan mirip dengan kontes pelung,bekisar,ocehan,perkutut maupun hobi lainnya yang sudah duluan menusantara, hal ini diperkuat oleh peryataan  bapak yussuf md salah satu tokoh masyarakat disidrap  sambil memperlihatkan tropi lomba ayam yang tertera tahun 2003.
Dijawa sendiri lomba ayam tertawa dirintis sekitar setahun yang lalu penghobi jakarta,semarang,solo dan belakangan kediri,probolinggo, lampung serta surabaya sempat merasakan menjadi panitia penyelenggara, antusiasme penghobi dijawa  berlomba cukup besar meski jauh kalau dibandingkan dengan peserta lomba di sul-sel namun semangat mereka berlomba menjadi modal tersendiri untuk samakin mempopulerka lomba ayam tertawa.
Awal mengikuti perlombaan penghobi enjoy aja dengan konsep dan aturan penjurian lomba, namun setelah beberapa kali mengikutin berbagai perlombaan yang diadakan berbagai asosiasi dan komunitas, sedikit banyak ada yang mulai kurang sreg dengan aturan penjurian,  memang sangat kurang nyaman saat berlomba, di jakarta sistem penilaian ternyata berbeda dengan lomba disemarang begitu pula saat kita berlomba di surabaya dan kediri ternyata berbeda juga, jadi penghobi dibinggungkan  mau ikut aturan lomba yang mana, kita berlomba untuk mencari prestise, nama dan gengsi beli jagoan mahal pun nggak soal kalau jelas juaranya, tutur pak bambang wonosari.
Ketiadaan wadah organisasi tunggal menjadi alasan utama ketidakseragaman berlombaan itu sendiri, tanpa mengecilkan peran asosiasi yang ada namun sudah saatnya kita penghobi ayam gaga/tertawa seluruh negeri ini bersatu untuk menyepakati terbentuknya organisasi legal bagaimanapun tanpa wadah yang sama, adanya penggurus kita nantinya bisa mengatur regulasi lomba baik dari konsep lomba hingga  penjurian termasuk juga pendidikan jurinya.
Keinginan mewujudkan organisasi dijawa bukan lantaran buat gagah-gagahan maupun unjuk eksistensi, kalau ada anggapan  nanti dikatakan tidak punya etika karena tidak menghargai “pemilik” hobi ayam tertawa aslinya sebenarnya salah kaprah, justru adanya organisasi yang jelas satu atap  kita justru berkeinginan lebih menasionalkan hobi ayam ketawa untuk jangka waktu lama, tidak sesaat seperti booming tanaman dan louhan, bagaimanapun yang kita hargai dari seekor kokok ayam itu keindahan suaranya bukan fisik atau lainnya.
Berkaca dari kesuksesan hobi suara sebelumnya seperti bekisar, pelung, ocehan derkuku dan perkutut seyogyanya tidak perlu malu untuk belajar dari kesuksesan komunitas tersebut diatas, komunitas perkutut menjadi salah satu dunia hobi yang cukup lama eksis dinegeri ini bahkan sejak 1957 “kung mania” (sebutan penghobi perkutut,red) sudah mempunyai organisasi legal yang diberi nama P3SI (PERSATUAN PELESTARI PERKUTUT SELURUH INDONESIA). P3SI sendiri intens menggerakan roda komunitas hobi perkutut hingga detik ini, bahkan sudah lima tahun belakangan p3si sukses dengan gelaran rutin liga perkutut indonesia (LPI) yang tergelar lebih di 13 seluruh nusantara, lomba perkutut bisa eksis terus lantaran disepakatinya aturan lomba dari satu daerah ke daerah lainnya dan ini belum dimiliki komunitas ayam tertawa secara nasional.
Ada yang beranggapan sebagai hobi baru wajar saja kalau masih “semrawut” namun kalau kita runtut kebelakang ternyata dibilang baru juga tidak karena lomba ayam gaga sudah diperkenalkan 2003 bahkan agrobis salah satu media penghobi pernah membuat rilis soal hobi ayam kalau tidak salah tahun 2000an.
Persoalan belum maksimalnya lomba ayam sejauh ini karena lombanya masih berjalan sendiri-sendiri, belum terkoordinir dengan baik termasuk konsep aturan lombanya, nah lewat acara “sarasehan penggemar ayam tertawa sejawa” ini diharapkan bisa mewujudkan satu organisasi legal ayam tertawa yang nantinya bisa menaungi seluruh penggemar ayam tertawa secara nasional.