SILAHKAN MAMPIR


ADA YANG COCOK SILAHKAN HUBUNGI :085225947799,081904312129,085842515179
WWW.PERKUTUTINFO.COM

Sabtu, 24 Maret 2012

draf masih butuh kesempurnaan



peletakan angka dikolom penilain yang benar dan baku/ untuk panduan juri












ANGKATAN TENGAH PENUTUP IRAMA DASAR SUARA Jumlahl nilai

BENDERA BUNYI 6 WARNA





9 9 9 9 9 45







GRADE BENDERA KONCER 5 WARNA




A 8.5 8.5 9 9 9 44
B 8.5 9 9 9 8.5 44
C 9 8.5 9 9 8.5 44
D 9 9 9 8.5 8.5 44
GRADE BENDERA BUNYI 4 WARNA PLUS KONCER HITAM




A 8.75 8.75 8.75 8.75 8.75 43.75
B 8.5 8.75 9 9 8.5 43.75
C 8.75 8.5 9 9 8.5 43.75
D 8.5 9 9 8.75 8.5 43.75
E 9 8.5 9 8.75 8.5 43.75
F 9 8.75 8.75 8.75 8.5 43.75
G 9 9 8.75 8.5 8.5 43.75
F 9 9 9 8.75 8 43.75
GRADE BENDERA KONCER 4 WARNA




A 8.5 8.5 9 9 8.5 43.5
B 8.5 9 9 8.5 8.5 43.5
C 9 9 8.5 8.5 8.5 43.5
D 9 9 9 8.5 8 43.5

Untuk mendapatkan nilai ini selain bagus ayam ini juga harus bunyi minimal 3 kali tanpa berhenti dan tanpa salah





BENDERA BUNYI 3 WARNA PLUS KONCER HITAM /bisa dengan bendera usulan




GRADE





A 8.5 8.5 8.75 9 8.5 43.25
B 8.5 8.75 8.5 9 8.5 43.25
C 8.75 8.75 8.75 8.5 8.5 43.25
D 8.5 8.75 9 8.5 8.5 43.25
E 8.5 8.75 9 8.5 8.5 43.25
F 8.5 9 8.75 8.5 8.5 43.25
G 9 8.75 8.5 8.5 8.5 43.25
H 8.75 9 9 8.5 8 43.25
I 9 8.75 9 8.5 8 43.25
J 9 9 8.75 8.5 8 43.25







GRADE BENDERA KONCER 3 WARNA




A 8.5 8.5 9 8.5 8.5 43
B 8.5 9 8.5 8.5 8.5 43
C 9 8.5 8.5 8.5 8.5 43
D 8.5 9 9 8.5 8 43
E 9 8.5 9 8.5 8 43
F 9 9 8.5 8.5 8 43

Untuk mendapatkan nilai ini selain bagus ayam ini juga harus bunyi minimal 3 kali tanpa berhenti dan tanpa salah
































GRADE BENDERA KONCER 2 WARNA PLUS BENDERA BIRU/bisa melalui usulan




A 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 42.5
B 8 9 9 8.5 8 42.5
C 8.5 8.5 9 8.5 8 42.5
D 9 8 9 8.5 8 42.5
E 8.5 9 8.5 8.5 8 42.5
F 9 8.5 8.5 8.5 8 42.5
G 8.5 9 9 8 8 42.5
H 9 9 8.5 8 8 42.5















Untuk mendapatkan nilai ini selain bagus ayam ini juga harus bunyi minimal 2 kali tanpa berhenti dan tanpa salah



















BENDERA BUNYI 2 WARNA




GRADE 8.5 8.5 8.5 8.5 8 42
A 8 9 9 8 8 42
B 8.5 8.5 9 8 8 42
C 9 8 9 8 8 42
D 8.5 9 8.5 8 8 42
E 9 8.5 8.5 8 8 42
F 9 9 8 8 8 42
G Untuk mendapatkan nilai 42 selain bagus ayam ini juga harus bunyi minimal 2 tanpa salah ,

























BENDERA BUNYI 1 WARNA




GRADE 8 8 9 8 8 41
A 8 8.5 8.5 8 8 41
B 8.5 8 8.5 8 8 41
C 8 9 8 8 8 41
D 8.5 8.5 8 8 8 41
E 9 8 8 8 8 41
F






ayam apabila bunyi sekurang-kurangan 2 kali baik bagus atau tidak bagus, berhak diberi nilai 41




napak tilas urun rembug rekan rekan di batang....maret silam



KATA PENGANTAR
Menilik perkembangan hobi memelihara ayam tertawa yang dari hari ke hari makin ramai sebenarnya sangat diluar praduga semua pihak, bahkan soudara kita dari bugis (sulawesi) dimana nota benenya adalah “pemilik sah  hak waris” ayam gaga/tertawa  pasti tidak menyangka unggas yang setiap hari setia menemani kehidupan mereka ternyata 2 tahun belakangan begitu membooming  ke seluruh jagad.
masyarakat indonesia sendiri sangat welcome dengan kemunculan ayam gaga/tertawa ini, jadi sangat tidak mengherankan meski terbilang baru seumuran jagung beredar hobi memelihara ayam tertawa ini sudah menyebar keseluruh pelosok negeri ini.
Ketertarikan dan rasa pengen tahu akan keberadaan ayam tertawa tersebut menjadi pendorong seseorang untuk memelihara ayam tertawa, apalagi ditunjang nilai ekonomi dari “jualan” ayam tadi rasanya sangat tidak berlebihan kalau akhirnya hobi memelihara unggas bisa ngetrend seperti sekarang, euforia beberapa penghobi yang bergelimang “rupiah” saat  booming ikan louhan dan tanaman rasanya menjadi “provokator” utama semakin melejitnya hobi ayam tertawa ini, meskipun didalamnya memang ada hobiis ayam murni.  
Ayam gaga/tertawa ini semakin digandrungi manakala dipertandingkan suaranya apalagi cara berlombanya terbilang cukup unik yaitu dengan cara ditengger,  situasi ini sangat berbeda dengan kontes ayam pelung dan ayam bekisar, dari bapak pengakuan bapak yan gagasan melombakan ayam gaga/tertawa ini muncul sekitar tahun 2003 dan salah satu alasan munculanya ide  melombakan ayam gaga dalah keunikan juga  keanekaragaman suara ayam gaga/ tertawa itu sendiri sehingga  sangat mungkin dan layak untuk dikonteskan mirip dengan kontes pelung,bekisar,ocehan,perkutut maupun hobi lainnya yang sudah duluan menusantara, hal ini diperkuat oleh peryataan  bapak yussuf md salah satu tokoh masyarakat disidrap  sambil memperlihatkan tropi lomba ayam yang tertera tahun 2003.
Dijawa sendiri lomba ayam tertawa dirintis sekitar setahun yang lalu penghobi jakarta,semarang,solo dan belakangan kediri,probolinggo, lampung serta surabaya sempat merasakan menjadi panitia penyelenggara, antusiasme penghobi dijawa  berlomba cukup besar meski jauh kalau dibandingkan dengan peserta lomba di sul-sel namun semangat mereka berlomba menjadi modal tersendiri untuk samakin mempopulerka lomba ayam tertawa.
Awal mengikuti perlombaan penghobi enjoy aja dengan konsep dan aturan penjurian lomba, namun setelah beberapa kali mengikutin berbagai perlombaan yang diadakan berbagai asosiasi dan komunitas, sedikit banyak ada yang mulai kurang sreg dengan aturan penjurian,  memang sangat kurang nyaman saat berlomba, di jakarta sistem penilaian ternyata berbeda dengan lomba disemarang begitu pula saat kita berlomba di surabaya dan kediri ternyata berbeda juga, jadi penghobi dibinggungkan  mau ikut aturan lomba yang mana, kita berlomba untuk mencari prestise, nama dan gengsi beli jagoan mahal pun nggak soal kalau jelas juaranya, tutur pak bambang wonosari.
Ketiadaan wadah organisasi tunggal menjadi alasan utama ketidakseragaman berlombaan itu sendiri, tanpa mengecilkan peran asosiasi yang ada namun sudah saatnya kita penghobi ayam gaga/tertawa seluruh negeri ini bersatu untuk menyepakati terbentuknya organisasi legal bagaimanapun tanpa wadah yang sama, adanya penggurus kita nantinya bisa mengatur regulasi lomba baik dari konsep lomba hingga  penjurian termasuk juga pendidikan jurinya.
Keinginan mewujudkan organisasi dijawa bukan lantaran buat gagah-gagahan maupun unjuk eksistensi, kalau ada anggapan  nanti dikatakan tidak punya etika karena tidak menghargai “pemilik” hobi ayam tertawa aslinya sebenarnya salah kaprah, justru adanya organisasi yang jelas satu atap  kita justru berkeinginan lebih menasionalkan hobi ayam ketawa untuk jangka waktu lama, tidak sesaat seperti booming tanaman dan louhan, bagaimanapun yang kita hargai dari seekor kokok ayam itu keindahan suaranya bukan fisik atau lainnya.
Berkaca dari kesuksesan hobi suara sebelumnya seperti bekisar, pelung, ocehan derkuku dan perkutut seyogyanya tidak perlu malu untuk belajar dari kesuksesan komunitas tersebut diatas, komunitas perkutut menjadi salah satu dunia hobi yang cukup lama eksis dinegeri ini bahkan sejak 1957 “kung mania” (sebutan penghobi perkutut,red) sudah mempunyai organisasi legal yang diberi nama P3SI (PERSATUAN PELESTARI PERKUTUT SELURUH INDONESIA). P3SI sendiri intens menggerakan roda komunitas hobi perkutut hingga detik ini, bahkan sudah lima tahun belakangan p3si sukses dengan gelaran rutin liga perkutut indonesia (LPI) yang tergelar lebih di 13 seluruh nusantara, lomba perkutut bisa eksis terus lantaran disepakatinya aturan lomba dari satu daerah ke daerah lainnya dan ini belum dimiliki komunitas ayam tertawa secara nasional.
Ada yang beranggapan sebagai hobi baru wajar saja kalau masih “semrawut” namun kalau kita runtut kebelakang ternyata dibilang baru juga tidak karena lomba ayam gaga sudah diperkenalkan 2003 bahkan agrobis salah satu media penghobi pernah membuat rilis soal hobi ayam kalau tidak salah tahun 2000an.
Persoalan belum maksimalnya lomba ayam sejauh ini karena lombanya masih berjalan sendiri-sendiri, belum terkoordinir dengan baik termasuk konsep aturan lombanya, nah lewat acara “sarasehan penggemar ayam tertawa sejawa” ini diharapkan bisa mewujudkan satu organisasi legal ayam tertawa yang nantinya bisa menaungi seluruh penggemar ayam tertawa secara nasional.


 A.DASAR PELAKSANAAN SARASEHAN.\
  1. Belum adanya wadah/organisasi yang menaungi penghobi ayam gaga/tertawa
  2. Aturan lomba dan sistem penjurian yang belum tidak seragam diberbagai daerah
  3. Keinginan masyarakat penghobi ayam agar hobi ini bisa berkesinambungan dalam jangka waktu lamadan tidak sesaat.

B.TUJUAN.
  1. Mempunyai organisasi legal yang menaungi penghobi ayam gaga/tertawa
C.SASARAN
1.dengan adanya organisasi dan penggurus yang jelas secara tidak langsung akan membawa hobi ayam ini untuk jangka waktu yang lama, dan diharapkan akan memberi dampak datangnya penghobi baru, dengan demikian secara luas akan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat banyak.

II. STURKTUR ORGANISASI AYAM GAGA/TERTAWA
struktur organisasi nanti sangat penting karena dari situlah segala kebutuhan penghobi diatur dengan terbit dan terorganisir. Disarasehan ini seyogyanya bisa dipilih siapa ketua umum, ketua bidang lomba, ketua bidang organisasi, ketua bidang penjurian, dan lain-lain.
III. SISTEM PENILAIAN YANG BISA DI DISKUSIKAN.
  1. Dalam lomba ayam gaga/tertawa subyek utama yang dinilai adalah keindahan suaranya, karena satu dan lain ayam mempunyai suara (bukan jenis suara) yang tidak sama maka perbedaan tadi diwujudkan dalam bentuk perbandingan angka-angka.
  2. Adapun keindahan suara ayam tadi dirinci dalam 5 (lima) unsur penilaian, yaitu :
  • a.suara angkatan/depan
  • b.suara tengah
  • c.suara penutup/ujung
  • d.irama
  • e.dasar suara

  1. untuk setiap sasaran penilaian yang diberikan nilai dengan angka satuan sekurang-kurangnya 8. (delapan ) dan sebanyak-banyaknya 9 (sembilan), pemakaian angka-angka ini tidak lebih hanya untuk mempermudah teknis penjurian dan penilaian.
IV. PELAKSANAAN PENILAIAN.
  1. Penilaian dilakukan secara tertulis dengan memberika angka-angka dan diisikan dalam kolom-kolom yang tersedia dalam lembaran penilaian.
  2. Penilaian awal diberikan untuk ayam yang bunyi sekurang-kurangnya 2 kali, suara jelek atau bagus diberikan nilai 41 (koncer 1 warna).
  3. Setelah mendapat nilai 41 (empat satu) ayam tersebut bunyi lagi 2 kali berturut-turut dan bagus sesuai pakem kriteria suara yang disepakati maka juri berham memberikan nilai 42 (empat puluh enam) koncer 2 warna .
namun meski ayam tersebut bunyi 10-100 kali bisa tidak diberikan nilai 46 kalau tidak masuk kriteria suara seperti yang sudah dipakemkan.
  1. Setelah mengkoleksi koncer 2 warna (nilai 42) ayam tadi harus bunyi sekurang-kurangnya 2 kali dan harus bagus sesuai pakem suara yang sudah disepakati baru diusulkan juri ke koordinator juri agar dipantau kelayakanya untuk nilai 2 warna (42.5) plus bendera biru …usulan pakai bendera hitam
  2. Setelah mengkoleksi koncer 2 warna plus biru atau senilai (42.5) ayam tadi harus bunyi sekurang-kurangnya 2 kali dengan syarat harus bagus sesuai kriteria/pakem suara yang sudah disepakati, dan oleh juri harus diusulkan ke koordinator juri untuk dipantao kelayakanya agar diberi nilai 3 warna (43)
  3. Setelah mengkoleksi koncer 3 warna (43) ayam tadi harus bunyi sekurang-kurangnya 2 kali dengan syarat harus bagus sesuai kriteria/pakem suara yang sudah disepakati, dan oleh juri harus diusulkan ke koordinator juri untuk dipantao kelayakanya agar diberi koncer 3 warna plus merah atau senilai 43.5usulan pakai bendera warna hitam
  4. Setelah mengkoleksi koncer 3 warna merah atau senilai (43.5) ayam tadi harus bunyi sekurang-kurangnya 4 kali dengan syarat harus bagus sesuai kriteria/pakem suara yang sudah disepakati, dan oleh juri harus diusulkan ke koordinator juri untuk dipantao kelayakanya agar diberi koncer 4 warna plus merah atau senilai 44 usulan pakai bendera warna merah.
  5. Setelah mengkoleksi koncer 4 warna atau senilai (44) ayam tadi harus bunyi sekurang-kurangnya 7 kali dengan syarat harus bagus sesuai kriteria/pakem suara yang sudah disepakati, dan oleh juri harus diusulkan ke koordinator juri untuk dipantao kelayakanya agar diberi koncer 5 warna atau senilai 45usulan pakai bendera warna merah.

Semakin tinggi nilaianya semakin bagus kualitas ayam tersebut, dan juri bertugas menilai ayam tidak berhak memenangkan ayam karena pada prinsipnya ayam itu sendiri yang menentukan apakah dirinya layak juara atau tidak.
Juri sendiri tinggal menjalankan pakem penilaian yang sudah disepakati bersama bukan menilai ayam berdasarkan pemahamannya sendiri.
KRITERIA SUARA
kriteria suara ayam gaga/tertawa idealnya mempunyai 5 komponen suara.
1. SUARA DEPAN/ANGKATAN
suara depan/angkatan harus memenuhi 4 unsur suara.
a. PANJANG: suara angkatan harus pengayun panjang membentuk setengah lingkaran dengan suku kata pengucapan yang jelas.
b. MEMBAT/BERTEKANAN : suara angkatan selain panjang dan jelas pengucapanya juga mesti tebal tidak tipis jadi suara angkatanya terlihat jelas tidak kabur (konotasi membat)
c. BERSIH: suara angkatan yang mengandung aksen “R” (kotor) pasti terdengar kurang nyaman, untuk itu suara angkatan yang baik tidak boleh ada kandungan huruf “R”.
d.POWER: meski sudah panjang,membat,bersih tapi kalau cara membawakan suara angakatanya tidak punya power otomatis juga terdengar kurang maksimal.

2. SUARA TENGAH
suara tengah adalah suara yang posisinya setelah suara angkatan.,dikatakan baik kalau memenuhi 4 unsur sebagai berikut:
a. LENGKAP : suara tengah yang baik harus unsur ketukanya jelas minimal 2 suku kata misal “kha..khak...atau kuak...kwak atau kwik..kuik

b. JELAS/TEBAL : suku kata yang di suarakan ayam harus jelas pengucapanya tidak tipis atau kabur

  1. BERTEKANAN : selain pelafalan suku kata mesti lengkap dan jelas, harus dibawakan dengan tajam masing-masing suku kata tadi,
STEP/INTERVAL RATA : lengkap, jelas serta tebal akan lebih indah kalau dibawakan dengan spasi/step yang bagus rata disetiap suku kata nya.

  1. SUARA PENUTUP/UJUNG :
suara penutup merupakan suara akhir setelah suara tengah dan depan, pembagian suara ujung meliputi 4 unsur suara:
a. JELAS: suara penutup harus jelas dalam pengucapan suku katanya tidak tipis
b. PANJANG: selai harus jelas penutup akan lebih indah kalau terdengar lebih lama/panjang
c.MENGALUN: suara penutup yang terdengar mengalun lebih tidak monoton
d. BERTEKANAN : jelas,panjang,mengalun tapi kalau tanpa power dan kurang tenaga juga kurang enak terdengar,

4. IRAMA
irama rangkaian dari suara depan, tengah, dan penutup dan harus memenuhi 4 unsur
a. SENGANG/LELAH/SLOW: jarak antara suara depan,tengah kepenutup harus harus punya tempo nada yang sama dan teratur, terlalu rapat juga tidak nyaman, terlalu panjang-panjang jarak nya juga kurang enak didengar.
b.LENGANG: tempo nada yang sudah teratur rapi terdengar lebih nyaman kalau dibawakan dengan cengkom yang baik dan rapi.
c.ELOK : jarak antara interval bunyi dari bunyi satu ke bunyi lainnya mempunyai tempo nada yang teratur, diiringin jeda dan spasi yang baik.
  1. HARMONISASI : suara angkatan bagus, suara tengah bagus, penutup bagus tidak akan terdengar bagus kalau cara membawakanya tidak bagus, harmonisasi dari ketiga unsur suara sangat diperlukan. .
5.DASAR SUARA
dasar suara yang ideal meliputi 4 unsur
a. TEBAL: bobot suara yang tebal padat dan berisi
b. BERSIH: tidak terdengar basah sember, atau gembos
c.KERING: mempunyai kemampuan tembus yang baik (cristal atau cowong)
d. POWER: jelas bertekanan, sehingga mampu mengasai lapangan




note: PAKEM KRITERIA PER UNSUR SUARA dibuat setelah organisasi disepakati.
SISTEM PEMBAGIAN KELAS LOMBA AYAM.
Sesuai kaidah lomba yaitu sebagai tempat “merefresh diri” dari kepenatan sehari-hari maka lombanya sebisa mungkin mendekati kenyamanan dan kesenangan, mempersamakan status ayam bagus atau jelek rasanya lebih sesuai dengan peradaban ayam, kalau kita kenal “manusiawi maka disini bisa dikatakan “ayami” karena pada prinsipnya di lingkungan hobiis kita selalu “duduk sama rendah berdiri sama tinggi”.
Sejauh ini sebenarnya lomba berlangsung baik-baik saja meski ada sedikit riak-riak didalamnya masih dalam koridor wajar karena kita sama-sama menjalani proses pembauran dan proses pembelajaran, sempat memang terjadi kerancuan pembagian kelas yang sudah berjalan yaitu kelas “slow-dangdut”, pembagian kelas yang demikian sebenarnya tidak menjadi persoalan terbukti sebelum hari ini lomba juga berjalan baik, namun manakala pembatasan dimasing-masing kelas belum terinci jelas sering kali menjadi pematik pertanyaan-pertanyaan penghobi yang kurang puas dengan penjurian, sebagai contoh pendiskulifikasian ayam peserta lomba disuatu daerah karena jurinya menganggap jenis ayam tersebut masuk kategori dangdut padahal 1 minggu sebelumnya ayam ini masuk juara slow ditempat lain, pernah juga terjadi 1 (satu) ayam bisa juara didua kelas slow dan dangdut ayam demikian termasuk ayam “super champion”, dua contoh diatas mencerminkan amat tidak mudah membuat batasan nyata antara kedua kelas yang diperlombakan slow dan dangdut.
kalau sudah seperti ini kita mau menyalahkan siapa juri kah, panitia kah ,atau ayamnya yang lihai karena punya dua kemampuan “menyanyikan” jenis suara slow dan dangdut layaknya “HUDSON” atau DORCE dimana bisa menirukan suara perempuan dan laki-laki.
Sekali lagi juri, panitia tidak salah yang salah karena adanya kelas slow dan dangdut itu sendiri.


Kalau tahun ini jenis suara ayam baru mirip tipe dangdut dan slow sangat mungkin kalau 10 tahun lagi ada muncul kelas baru yang idola seperti “slow” sekarang ini,bisa jadi “slow dan dangdut” akan mengalami nasib sama dengan “geretex” seperti saat ini.
Fakta lain muncul manakala belakangan booming kelas rajin bunyi, ada beberapa mengatakan kelas ini untuk menampung pemain pemula yang punya “ayam jelek” tapi beberapa hobiis mengatakan kalah menang di kelas rajin bunyi puas karena indikatornya nyata, sedangkan kalah menang dikelas slow dangdut sejauh ini selalu meninggalkan “tanda tanya besar” bagi peserta baik itu pihak kalah maupun pihak yang juara.
Tanpa bermaksud “tidak menghargai” pabriknya namun alternatif membuka kelas lomba lainnya perlu kita pertimbangkan, demi alasan mensejajarkan seluruh jenis ayam kelas “UTAMA, MADYA, pemula tidak jelek untuk dicoba. Baik kelas utama,madya, bisa dipastikan tidak ada larangan ayam jenis apapun untuk turun didalamnya, sebagai contoh ayam geretx bisa ikut lomba utama maupun madya maupun pemula, demikian juga ayam slow juara bisa ikut di semua kelas karena prinsip penjurian kontes seni suara menitik beratkan keindahan suara ayam maka fokus kita hanya diperbedaan suara dari seluruh ayam yang turun dikontes tadi.
UTAMA: kelas ini terbuka bagi siapa saja bagi jenis ayam apa saja, yang membedakan kelas ini hanya masalah reward dan gengsi dari kelas ini, target kedepan kelas ini akan menjadi kelas paling pretisius bagi penghobi, dengan begitu ayam juara dikelas ini nantinya bisa mewakili ayam dengan suara terbaik dan terindah.
MADYA: kelas ini juga terbuka buat pelomba siapapun, karena pada prinsipnya yang kita nilai adalah keindahan suaranya bukan jenis suaranya. Kelas ini nantinya lebih banyak diikuti peserta yang kualitas ayamnya merasa tidak sangup melawan kualitas ayam dikelas utama


PEMULA: kelas pemula ini bisa diadakan bisa tidak, namun untuk saat ini dimana kualitas ayam bagus masih minim dan lebih banyak didominasi ayam kurang indah (geretex cs,red) maka keberadaan kelas ini akan sangat bagus untuk menampung mereka (penghobi pemula) supaya bisa ikut berpartisipasi dengan penghobi lainnya, bagaimanapun selama ini ayam geretex cs dianggap ayam  “sampah” padahal banyak “bakul” yang bisa beli mobil baru bahkan ada yang bisa namba bini baru dari jualan geretex yang di kirim kejawa.


UNIK/TERTAWA: kelas ini memang belum lazim untuk dipertandingkan, namun kalau kita cermati keberadaan kelas ini sangat bagus untuk menampung penghobi yang mempunyai jenis suara ayam berdurasi panjang, atau yang berkarakter ayam menyerupai suara tertawa seperti namanya “kontes ayam tertawa”, seperti kita ketahui bersama untuk mendapatkan ayam berdurasi 1 menit, 2 menit, bunyi nyambung-nyambung seperti legendaris rhoma rasanya penghobi harus menggeluarkan kocek yang tidak sedikit sayang kalau hanya sebagai penghuni kandang rumah.
ANAK AYAM: kelas ini lebih identik sebagai kelas melatih/mencari bakat-bakat muda ayam yang mungkin berpsospek masa depan bagus, kelas ini pertama kali saya coba dimakasar ternyata responya sangat bagus, bahkan juara dikelas ini sempat menolak tawaran uang 5 juta. Nilai yang sebanding dengan ayam juara dewasa, keberadaan kelas ini nantinya bisa memacu peternak untuk lebih berkreasi mencetak anak ayam bagus, kalau ada pertanyaan bagaimana kalau beli anak ayam juara begitu besar jelek? Ini tidak menjadi soal justru kekuatan sebuah hobi agar bisa berlangsung lama salah satunya karena susahnya mencetak kualitas ayam bagus, dengan begitu si juara sejati akan dihargai tinggi. Sebagai ilustrasi detik ini harga anak perkutut juara 3-5 bulan bisa tembus 100juta.


Sistem pembagian kelas demikian diharapkan tidak mebingungkan penghobi itu sendiri, panitia juga diuntungkan tidak capek dengan pertanyaan “pak ayam saya ini jenis apa dan harus masuk ke kelas mana biar tidak disikulifikasi”!,
karena kelasnya membaur jadi satu sangat mungkin “ayam geretex” turun dikelas utama , maupun madya asal ayam tersebut dibelikan tiket lomba sah ikut kelas utama, tapi jangan harap ayam tadi menjadi juara kalau peserta lain ayamnya lebih bagus, sebaliknya ayam kualiatas bagus yang semestinya tarung di utama maupun madya sah saja kalau mau turun dipemula, asal penghobinya tidak malu kalau ayamnya juara 1 (satu) karena lawanya geretex semua.
Bagaimanapun sistem penilaian nantinya mengacu kepada sistem keindahan suara bukan JENIS SUARA maka pembedaan kelas menurut jenis suaranya rasanya tidak diperlukan lagi, ditakuti kalau sekarang baru jenis kelas slow dangdut bisa jadi 5 tahun lagi akan terpecah menjadi kelas slow patah patah kelas slow nyambung-nyambung, kelas dangdut nyambung kelas dangdut patah, mungkin juga 10 tahun lagi akan ada dibuka kelas baru entah apa namanya mengikuti tipikal jenis suara ayam saat itu.
sesuai harfiah namanya “kontes seni suara ayam gaga” maka yang mesti kita hargai harusnya keindahan suara dari ayam itu sendiri, dan keindahan suara tadi diatur dalam “pakem” kriteria suara .
juri bertugas hanya menilai ayam soal juara tidaknya ayam itu sendiri yang menentukan, karena masing-masing ayam sudah membawa nilai sendiri-sendiri pada karakter suaranya. (mungkin pengalaman rekan yang berlomba sejauh ini bagus untuk refrensi menentukan kelas ini).