MENCETAK AYAM KETAWA BERSUARA BAGUS, SAMA SULITNYA MENCETAK
PERKUTUT JUARA.
Beternak ayam ketawa sungguh mudah asal jelas induk jantan
betinanya bisa dipastikan berproduksi, namun apakah bisa dipastikan dari sekian
ekor anak ayam ketawa yang dihasilkan tadi bisa bersuara bagus? Hal ini yang
menjadi PR bagi seluruh peternak ayam ketawa dinegeri ini. Apalagi ukuran “harga” seekor ayam ketawa dilihat
seberapa bagus kriteria suaranya dan tidak semata-mata dari fisiknya jadi
sebagai peternak tidak perlu mencetak ayam sebanyak mungkin namun justru meski
tidak banyak tapi bagaimana hasilnya bisa berkulitas lomba.
Dalam dunia breeding kita mengenal banyak teori breeding dan
salah satu yang terkenal teori breeding hukum mendel, diluar teori mendel banyak sekali teori tentang beternak yang di
munculkan profesor-profesor dari disiplin ilmu terkait yang tentunya sudah
teruji, namun seberapa besar teori tadi bisa menjamin kepastian kebenarnya itu
yang mesti peternak ayam ketawa buktikan akurasinya.
Banyaknya variasi indukan suara dasar ayam ketawa semakin memperbanyak
peluang munculnya genarasi suara baru atau tipikal suara baru diluar yang sudah
ada, istilah suara geretex, suara dangdut, suara slow pada dasarnya tercipta tanpa kesengajaan
alias kebetulan, apalagi jenis suara slow kalau menurut analisa saya jenis
suara ayam ketawa “cacat”! kenapa bisa dikatakan cacat karena diawal kemunculan
ayam gaga/ketawa yang lazim beredar hanya suara “dangdut”/gaga, namun dalam
perjalanan tanpa di sengaja peternak sidarap ada yang keluar tipe slow/pelan
diantara tipe suara panjang lainnya. Nah, sejak itu peternak yang mampu
menciptakan ayam bersuara pelan/lelah tadi mulai menyendirikan suara ayam yang
berkarakter sama-sama lelah/pelan untuk dipasangkan ulang karena stoknya belum
banyak makan yang terjadi si peternak mengkawinkan sesama soudaranya atau di
dunia breeding dikenal dengan istilah “inbreed” atau kawin sedarah.
Istilah inbreed sebenarnya kurang bagus kalau di terapkan di
dunia ternak khususnya peternaknya yang diharapkan dari fisiknya, seperti
ternak sapi, kambing, macan, dll bahkan teori inbreed disarankan tidak dipakai,
alasan utamanya karena kedekatan keturuan sering kali membuat cacat fisik itu
juga kenapa di agama melarang pernikahan soudara, kakak adik atau ponakan tante
karena dikuatirkan anaknya bisa tidak normal.
Namun karena obyek yang kita ternak targetnya adalah suara,
maka cara yang paling ideal adalah dengan melakukan persilangan “inbreed’, hanya
dengan jalan inbreed maka kita meminimalkan resiko bercampuranya indukan yang
bersuara bagus dengan yang bersuara jelek, istilah lainnya kita menyempitkan
trah darah. Teori inbreed sudah lama dipakai breeder suara seperti peternak
perkutut, derkuku, terutama di breeding perkutut hampir 90 persen peternak
perkutut indonesia dan thailand menerapkan teori ini, bahkan mereka sudah ada
yang sukses mencetak basic breeding dari teori inbreed tadi, itupun tetap susah
mencetak perkutut kualitas jawara nasional, maka sangat wajar kalau akhirnya
harga perkutut jawara bisa tembus miliaran.
Berhubung ayam ketawa yang menjadi target akhirnya adalah
suara rasanya untuk bisa menghasilkan ayam suara berkualitas bagus tidak ada jalan
lain dengan menerapkan teori “inbreed’ atau penyempitan trah darah/genetika,
contoh gampangnya satu ayam juara kita kasih 3 indukan betina yang berbeda
karakter suara, nanti kita cek anakanya cari yang terbaik lantas kita silangkan
lagi, jadi kakak adik sodara tiri kita kawinkan dan seterusnya, di teori
inbreed nanti juga dikenal persilangan top cross sama out cross, jadi pada prinsipnya teori inbreed sepertinya
mudah namun tidak mudah seperti yang dibayangkan, selain peternak haru paham
karakter suara juga haru meinggat karakter daya turun, makanya sertifikat/ring sebagai penanda ras turunan
ayam ini dari mana ini sangat penting, sudahkan peternak menerapkan pemakaian
ring sebagai penanda silsilah turunan ayam tadi, dan yang tidak kalah
pentingnya peternak harus mempunyai
acuan kemana harus menciptakan trend suara ayam yang memenuhi kriteria lomba
sedangkan hingga hari ini saja penghobi ayam ketawa belum mempunyai pakem
penilaian perlombaan yang ada baru kesepakatan penilaian masing-masing
asosiasi. Jadi benahi dulu masalah organisasi penghobi ayam terutama terkait
perlombaan dan penjurian setelah itu kita sebagai peternak perlomba-lomba
bersaing sehat menciptakan ayam bersuara bagus sesuai pakem penilaian yang
disepakati bersama, bukan pakem nilai yang di buat peternak atau asosiasi. Selamat
mencoba semoga berkah. Anang teratai peternak perkutut teratai bf dan juri ayam
ketawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar